Agresi Israel
Di tengah kunjungan Paus Leo XIV ke Beirut, Lebanon, kelompok Hizbullah melancarkan manuver diplomatik. Mereka secara terbuka mendesak Paus untuk mengambil sikap tegas dan menolak agresi Israel yang terus berlangsung di wilayah Lebanon. Pesan ini muncul pada Sabtu, 29 November 2025, sehingga memanfaatkan momen kedatangan tokoh spiritual global untuk meningkatkan tekanan internasional terhadap agresi Israel.

Hizbullah Memohon Paus Menolak Agresi Israel

 

Pesan yang disampaikan Hizbullah kepada Paus Leo XIV adalah seruan untuk keadilan. Hizbullah secara eksplisit meminta Paus untuk menolak ketidakadilan dan agresi Israel terhadap Lebanon. Pesan itu dipublikasikan di media sosial kelompok tersebut, oleh karena itu menjadikannya konsumsi publik internasional.

Permintaan ini muncul ketika Hizbullah sendiri berada dalam posisi sulit setelah lebih dari setahun perang terbuka. Perang ini memang dipicu ketika kelompok yang didukung Iran tersebut memulai serangan lintas perbatasan terhadap Israel terkait konflik Gaza. Meskipun demikian, Hizbullah berargumen bahwa gencatan senjata yang seharusnya mengakhiri permusuhan setahun lalu gagal sepenuhnya menghentikan Serangan Israel. Israel terus melakukan serangan rutin terhadap Lebanon, lantas berdalih bahwa serangan itu menargetkan operasi dan lokasi Hizbullah yang strategis.

Jelas, klaim Israel bahwa serangan mereka adalah langkah defensif tetap dianggap Lebanon sebagai agresi Israel yang berkelanjutan. Israel bahkan mempertahankan pasukan di lima lokasi Lebanon selatan, yang tentu saja memicu ketegangan dan membuat Lebanon merasakan agresi Israel yang tak berkesudahan.

Komitmen Hidup Berdampingan dan Kecaman Terhadap Agresi Israel

 

Dalam upaya memenangkan hati publik internasional, Hizbullah menyertakan komitmen untuk hidup berdampingan. “Kami di Hizbullah memanfaatkan kesempatan kunjungan Anda yang penuh berkah ke negara kami, Lebanon, untuk menegaskan kembali komitmen kami untuk hidup berdampingan,” bunyi pesan tersebut.

Kekhawatiran Perang Baru Akibat Agresi Israel

 

Di bawah tekanan dari AS dan kekhawatiran meluasnya Serangan Israel , pemerintah Lebanon telah berkomitmen untuk melucuti senjata Hizbullah. Akan tetapi, langkah ini secara tegas ditolak oleh Hizbullah. Sebagai konsekuensi, situasi politik dan militer di Lebanon tetap berada di ujung tanduk.

Pemimpin Hizbullah, Naim Qassem, menyambut baik kunjungan Paus Leo. Ia mengatakan bahwa kelompoknya telah menghormati gencatan senjata November 2024. Selain itu, Qassem secara terbuka menyerukan diakhirinya serangan terus-menerus Israel terhadap negara itu. Meskipun demikian, Qassem tidak menampik kemungkinan eskalasi. “Apakah Anda memperkirakan akan ada perang nanti? Mungkin saja suatu saat nanti, ya, kemungkinan itu ada,” kata Qassem, sehingga menggarisbawahi meningkatnya kekhawatiran Lebanon akan perang baru yang lebih luas, yang semuanya bersumber dari Serangan Israel yang berkelanjutan.

Pesan dan pidato dari Hizbullah ini memang menunjukkan betapa seriusnya mereka menilai risiko agresi Israel saat ini. Oleh karena itu, Hizbullah memilih menggunakan kesempatan kunjungan Paus sebagai alat untuk menarik perhatian dunia. Tentu saja, bagaimana respons Paus terhadap permintaan Hizbullah terkait Serangan Israel ini akan menjadi fokus perhatian internasional selama kunjungannya ke Lebanon.

By bocah