Skandal Judi Online
Skandal Judi Online

Jakarta — Dunia digital Indonesia kembali dikejutkan oleh rangkaian dakwaan mengejutkan dalam kasus pengamanan situs judi online (judol) yang menyeret nama mantan Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi. Dalam sidang yang digelar di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada Rabu (14/5/2025), Jaksa Penuntut Umum membeberkan detail dugaan peran Budi Arie dalam pengaturan pemblokiran situs-situs judol.

Dalam dakwaan disebutkan, pada 19 April 2024, terdakwa Adhi Kismanto mendapat informasi bahwa Budi Arie mengarahkan agar tidak dilakukan penjagaan terhadap situs judi online yang berada di lantai 3. Tak lama setelahnya, Budi Arie memberi lampu hijau kepada Adhi dan Zulkarnaen Apriliantony untuk berpindah ke lantai 8 — tepatnya di bagian pengajuan pemblokiran situs.

Diduga Terima 50 Persen Jatah “Penjagaan” Situs Judol

“Setelah pertemuan di Widya Chandra, Menteri memberi restu kepada Terdakwa I dan II untuk pindah ke divisi yang mengatur pemblokiran situs,” ucap jaksa dalam persidangan.

Tak hanya itu, terungkap pula pertemuan antara para terdakwa yang berlangsung di sebuah restoran bernama Per Grams Crafted Grill & Smoke di kawasan Kebayoran Baru. Dalam pertemuan tersebut, Zulkarnaen mengatakan bahwa Budi Arie sudah mengetahui kegiatan penjagaan situs judol, namun tak perlu khawatir karena hubungan dekat di antara mereka.

“Penjagaan situs aman, karena saya teman dekat Pak Menteri,” ujar Zulkarnaen sebagaimana dikutip dari dakwaan.

Selanjutnya, terbentuklah tim “pengamanan situs”, yang terdiri dari:

  • Zulkarnaen Apriliantony: penghubung langsung ke Budi Arie

  • Adhi Kismanto: penyortir situs judi yang dibayar agar tak diblokir

  • Alwin Jabarti Kiemas: bendahara tim

  • Muhrijan alias Agus: penghubung ke para agen situs judi, yaitu saksi Muchlis Nasution dan Deny Maryono

Yang paling mencengangkan: Budi Arie disebut meminta bagian sebesar 50% dari seluruh hasil praktik ini. Ya, setengah dari seluruh “keuntungan penjagaan” situs diduga mengalir ke kantong sang menteri.

Dalam berkas dakwaan juga disebutkan bahwa Budi Arie secara aktif meminta Zulkarnaen untuk merekrut orang yang dapat mengelola data situs judol. Meski tidak memiliki gelar akademis, Adhi Kismanto direkrut dan diterima bekerja karena perhatian khusus dari Budi Arie.

Dari praktik ini, situs-situs judol yang telah “membayar” tidak ikut diblokir, dan dipastikan tetap aktif. Bahkan, lebih dari 10 ribu situs disebut diamankan, dengan perputaran uang mencapai puluhan miliar rupiah.

Ketika praktik penjagaan sempat terhenti pada April 2024, Zulkarnaen kembali menemui Budi Arie di rumah dinasnya di Widya Chandra. Hasil pertemuan itu? Restu langsung untuk melanjutkan kegiatan.

“Terdakwa menemui Menteri di rumah dinas dan mendapatkan restu melanjutkan praktik,” bunyi dakwaan.

Namun di tengah derasnya sorotan publik dan tekanan hukum, Budi Arie membantah keras semua tudingan tersebut.

“Itu adalah narasi jahat yang menyerang harkat dan martabat saya. Itu sama sekali tidak benar,” tegasnya dalam pernyataan tertulis pada 19 Mei 2025.

Bahkan dalam wawancara di Istana Negara sebelumnya (6 November 2024), ia kembali menolak tuduhan tersebut dengan tegas.

“Pasti enggak (terlibat),” jawabnya singkat.

Budi Arie juga menyatakan dirinya siap diperiksa kapan pun oleh pihak kepolisian. Ia mempersilakan aparat untuk mengusut semua informasi yang beredar terkait dirinya.

Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan dakwaan resmi dan keterangan pers yang beredar di ruang publik. Kebenaran isi dakwaan akan diuji dalam proses hukum yang masih berjalan.

By stakpn