Sekolah Tinggi Agama Kristen Protestan Negeri (STAKPN) Tarutung memiliki peran strategis sebagai lembaga pendidikan tinggi keagamaan di wilayah Batak dan sekitarnya. Melalui visi menjadi institusi unggulan dalam pengembangan teologi dan pelayanan gereja, STAKPN Tarutung merumuskan misi-misi spesifik yang menjadi fondasi setiap langkah akademik dan pengabdian masyarakat. Artikel ini akan membahas secara mendalam sejumlah misi utama STAKPN Tarutung, yang sekaligus menjadi arah kebijakan dan aktivitas kampus dalam mencetak pemimpin gereja dan masyarakat yang berkarakter, kontekstual, dan profesional.

1. Menyelenggarakan Pendidikan Teologi Berbasis Konteks Lokal


Misi pertama STAKPN Tarutung adalah menyediakan program pendidikan teologi yang relevan dengan kondisi sosiokultural masyarakat Batak dan kawasan Tapanuli pada khususnya. Kurikulum didesain dengan memasukkan unsur tradisi lokal—seperti kearifan Batak, bahasa daerah, dan pola pikir komunitas setempat—agar mahasiswa tidak hanya memahami Alkitab secara tekstual, tetapi juga bisa mengaitkannya dengan realitas hidup jemaat dan masyarakat di desa-desa dan kota-kota kecil. Dengan demikian, lulusan STAKPN Tarutung diharapkan mampu menyampaikan khotbah, pendampingan, dan konseling yang benar-benar “menyentuh hati” jemaat karena memahami latar budaya mereka.

2. Mendorong Keunggulan Akademik dan Riset Teologis


Sebagai lembaga negeri, STAKPN Tarutung mengedepankan standar akademik yang tinggi. Misi kedua menekankan pentingnya melakukan penelitian (riset) teologi yang orisinal, termasuk studi Tentang Sejarah Gereja di Sumatra Utara, Kajian Bahasa Batak Toba, dan Refleksi Etika Kekristenan dalam Isu Kontemporer. Mahasiswa dibimbing untuk menyusun skripsi atau tesis yang memenuhi kaidah ilmiah, sekaligus memiliki relevansi praktis bagi pelayanan gereja. Dosen-dosen pun didorong untuk menerbitkan artikel di jurnal nasional maupun internasional, sehingga nama STAKPN Tarutung semakin dikenal di ranah akademik teologi.

3. Mengembangkan Karakter Kristiani dalam Pembentukan Jiwa Kepemimpinan


Tidak cukup hanya mengasah kemampuan intelektual, STAKPN Tarutung juga menempatkan pembentukan karakter kristiani sebagai misi utama. Kampus menyelenggarakan berbagai kegiatan pembinaan rohani, seperti ibadah Jumat pagi, retret rohani, dan pendampingan mentoring oleh pendeta senior. Tujuannya adalah membentuk pribadi mahasiswa yang rendah hati, peduli terhadap sesama, dan siap memimpin dengan teladan kasih Kristus. Mahasiswa diajak aktif berpartisipasi dalam pelayanan gereja setempat—misalnya sebagai pemimpin paduan suara, koordinator kelompok sel, atau pendamping anak sekolah minggu—sebagai simulasi tanggung jawab kepemimpinan sebelum mereka lulus.

4. Memperkuat Sinergi dengan Gereja-Gereja dan Organisasi Sosial


STAKPN Tarutung melihat bahwa gereja tidak bisa berjalan sendiri. Itulah mengapa misi berikutnya adalah memperkuat kemitraan dengan sinode, gembala jemaat, lembaga keagamaan, serta organisasi sosial di seluruh wilayah. Kampus terlibat aktif dalam pelatihan guru sekolah minggu, seminar kepegerejaan, dan program pengabdian masyarakat—misalnya layanan bimbingan anak jalanan, pendampingan lansia di panti wreda, dan aksi bakti sosial. Kolaborasi ini tidak hanya memberikan pengalaman praktis bagi mahasiswa, tetapi juga memastikan bahwa apa yang diajarkan di kelas dapat dirasakan dampaknya oleh masyarakat luas.

5. Mengintegrasikan Penguasaan Teknologi dan Media Digital dalam Pelayanan


Di era digital, penggunaan teknologi informasi menjadi kebutuhan mendasar. Oleh sebab itu, STAKPN Tarutung menjadikan misi untuk mengajarkan mahasiswa literasi media—mulai dari penerbitan bahan kotbah berbentuk video, manajemen konten gereja di media sosial, hingga penggunaan aplikasi Alkitab digital dan database perpustakaan online. Mahasiswa dilatih membuat presentasi multimedia, podcast khotbah, dan situs web gereja sederhana sehingga ketika mereka terjun ke lapangan, mereka mampu memanfaatkan teknologi untuk menjangkau lebih banyak jemaat, termasuk kumpulan kaum muda yang lebih akrab dengan media digital.

6. Mendorong Jiwa Kewirausahaan Sosial Berbasis Nilai Injil


STAKPN Tarutung juga melihat pentingnya mahasiswa memiliki jiwa wirausaha yang memadukan aspek rohani dan sosial. Melalui misi ini, setiap mahasiswa diajak untuk merancang program kewirausahaan—misalnya koperasi mahasiswa yang mendukung usaha pertanian lokal, produksi kerajinan tangan bernilai budaya Batak, atau pelayanan warung kopi literasi yang menyelenggarakan diskusi teologi. Dengan demikian, mereka tidak hanya siap menjadi pengkhotbah atau pendeta, tetapi juga dapat berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat yang membutuhkan.

Keseluruhan misi STAKPN Tarutung menunjukkan keseriusan lembaga dalam mencetak lulusan yang tidak hanya fasih dalam ilmu teologi, tetapi juga peka terhadap konteks lokal, adaptif terhadap kemajuan teknologi, serta berkarakter Kristiani yang melayani. Dengan memadukan aspek akademik, spiritual, sosial, dan kewirausahaan, STAKPN Tarutung menegaskan komitmennya untuk memperkuat wajah pelayanan gereja dan masyarakat di Tanah Batak, menjadikan setiap alumnus sebagai agen perubahan yang membawa berkat baik secara rohani maupun sosial.

By stakpn